Mengenal Perbedaan Tombak Baru Klinthing dan Kyai Upas
Ada beberapa senjata atau pusaka di Indonesia yang memiliki kemiripan meskipun asal muasalnya tidak sama. Meskipun mirip, setiap benda bersejarah tersebut pasti memiliki perbedaan, contohnya seperti perbedaan Tombak Baru Klinthing dan Kyai Upas.
Kedua senjata tersebut memiliki sejarah yang mirip, tetapi ternyata disimpan dan digunakan untuk urusan yang berbeda. Ingin tahu apa saja perbedaan dan sejarahnya? Simak ulasannya berikut ini.
Tombak Baru Klinthing
Tombak ini merupakan salah satu andalan pusaka kerajaan Mataram Islam yang diyakini terbuat dari batu meteor. Penggunaan batu meteor memang sudah lazim digunakan oleh pembuat senjata Nusantara karena mengandung bahan titanium.
Titanium sendiri merupakan logam dengan kualitas kuat dan mudah dibentuk. Selain itu, batu meteor dinilai memiliki kekuatan alam yang luar biasa karena telah terbakar di atmosfer saat akan memasuki permukaan bumi.
Pembuatannya pun tidak bisa sembarangan, harus melalui metode meditasi dan lelaku sesuai dengan apa yang dilakukan leluhur. Oleh karena itu tombak ini tidak bisa dianggap sembarangan. Saat ini tombak Baru Klinthing disimpan di Keraton Ngayogyakarta.
Sejarah Kehebatan Tombak Baru Klinthing
Tombak Baru Klinthing ini digunakan oleh kerajaan Mataram sebagai senjata andalan. Pusaka ini juga digunakan Ki Ageng Mangir Wanabaya yang memberontak kepada Panembahan Senopati. Setelah Panembahan Senopati wafat senjata ini selanjutnya dimiliki oleh keturunan beliau.
Kehebatannya juga teruji saat dipakai abdi dalem untuk menyerang Adipati Pati Pragola II yang terkenal memiliki tubuh kebal dan tidak mempan diserang dengan senjata apapun. Tombak ini dapat merobek tubuh sang Adipati tersebut hingga belau menemui ajalnya.
Tombak Kyai Upas
Tombak Kyai Upas merupakan salah satu senjata pusaka yang berbentuk tombak dengan panjang bilah sekitar 35 cm, yang ditopang landhean sepanjang 4 m. Pada bilah bagian bawah ada hiasan huruf arab dengan tulisan Allah dan Muhammad.
Gambar dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id |
Pusaka ini adalah warisan milik masyarakat Tulungangung dan diyakini masih bertuah atau memiliki daya magis. Dikisahkan pada saat masa penjajahan Belanda, pusaka ini mampu menolak kedatangan musuh sehingga tidak bisa masuk ke wilayah Tulungagung.
Upacara untuk Tombak Kyai Upas
Pusaka Kyai Upas ini biasanya diadakan jamasan, berupa upacara sakral yang dilaksanakan satu tahun sekali pada tanggal 10 bulan Suro. Acara ini dilaksanakan dan dilestarikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tulungagung.
Perbedaan Tombak Baru Klinthing dan Kyai Upas
Sebenarnya kedua tombak tersebut berasal dari kisah yang sama dan diyakini sebagai jelmaan Baru Klinthing. Perbedaan tombak Baru Klinthing dan Kyai Upas sekarang adalah keberadaannya. Jika tombak Baru Klinthing ada di Keraton Ngayogyakarta, tombak Kyai Upas berada di Tulungagung.
Kedua tombak tersebut memiliki sejarah dan bukti yang sama dan oleh masyarakat juga dianggap sebagai pusaka warisan budaya. Bahkan keduanya sampai saat ini masih drawat dan diruwat sesuai dengan ketentuan dari para leluhur.
Sejarahnya sampai menjadi benda pusaka yang dilindungipun berbeda. Untuk Tombak Kyai Upas, awalnya dimiliki oleh keluarga besar Pringgokoesoemo dan akhirnya dihibahkan pada pemerintah Tulungagung.
Sedangkan tombak Baru Klinthing dari awal sudah dipakai oleh abdi dalem Sultan Agung yang bernama Ki Nayadarma saat perang tanding melawan Adipati Pati Pragola yang memberontak melawan Mataram. Oleh karena itu sampai sekarang pusaka ini berada di museum Ngayogyakarta Hadiningrat.
Itulah sejarah dan penjelasan mengenai perbedaan tombak Baru Klinthing dan Kyai Upas yang bisa Anda ketahui. Senjata yang berbentuk tombak tersebut memiliki kekuatan magis yang luar biasa. Keduanya sarat akan sejarah bangsa dan sampai sekarang masih diabadikan dan diruwat sebagaimana cara leluhur dahulu.
Post a Comment for "Mengenal Perbedaan Tombak Baru Klinthing dan Kyai Upas"